Pulau Bali adalah salah satu destinasi wisata terkenal di Indonesia dan di seluruh dunia, terkenal dengan keindahan alamnya, budaya yang kaya, serta keramahan penduduknya.

Dengan keindahan alamnya dan keunikan budayanya membuat wisatawan domestik maupun mancanegara berkunjung ke Bali.

Salah satu keuinikan budaya yang harus kamu eksplor adalah Rumah Adat Bali yang indah dan unik.

Pada artikel ini kamu akan mengenal lebih jauh tentang bagaimana filosofi dalam pembuatan rumah adat dari pulau dewata ini dan macam – macamnya.

Filosofi Dari Rumah Adat Bali

Foto Rumah Adat Bali
Foto Rumah Bali – Sumber : Istock

Rumah Adat Bali tidak hanya terdapat berbagai jenis bangunan dan ruangannya, tetapi juga memiliki filosofi yang unik.

Dalam setiap tahapan pembangunan rumah, terdapat keyakinan yang menyertai setiap langkahnya, baik itu terkait dengan desain rumah, dimensi, lokasi, maupun filosofi yang melingkupinya.

Bagi masyarakat Bali, terdapat sebuah konsep filosofis yang menggarisbawahi penciptaan harmoni dalam kehidupan.

Dalam budaya Bali, konsep filosofis yang digunakan adalah Tri Hita Karana yaitu hubungan antara manusia dengan manusia, manusia dengan alam, dan manusia dengan Tuhan.

Prinsip ini tercermin dalam berbagai aspek, mulai dari pengolahan bahan, penataan massa bangunan, hingga wujud fisik bangunan itu sendiri.

Adapun aturan membangun Rumah Adat Bali disebut dengan Asta Kosala Kosali. Aturan tersebut menjelaskan bagaimana membangun rumah dengan luas dan tata letak dalam ruangan yang sudah ditentukan.

Macam – Macam Bagian Rumah Adat Bali

Rumah adat Bali memiliki beberapa bagian yang mencerminkan kekayaan budaya dan kearifan lokal masyarakat Bali.

Berikut adalah bagian – bagian rumah adat Bali beserta ciri khasnya:

1. Angkul – Angkul

Bentuknya menyerupai Candi Bentar dan berfungsi sebagai pintu masuk rumah.

Ciri khasnya adalah atap penghubung yang terbuat dari rumput kering, meskipun sekarang sudah banyak yang menggunakan genteng.

2. Aling – Aling

Aling-aling merupakan bangunan yang berfungsi sebagai pembatas antara angkul-angkul dengan halaman suci dalam rumah adat Bali.

Nama “aling-aling” sendiri mengisyaratkan perannya sebagai pembatas.

Bangunan ini dipercaya memiliki aura yang positif, yang menguatkan keyakinan akan keharmonisan dan keberkahan dalam rumah tersebut.

3. Bale Manten

Diperuntukkan untuk kepala keluarga atau anak perempuan yang belum menikah.

Tujuannya adalah menjaga kesucian anak perempuan.

Biasanya berbentuk persegi panjang dengan dua ruangan, bale kanan dan bale kiri.

4. Bale Dauh

Digunakan untuk menerima tamu dan sebagai tempat tidur anak remaja laki-laki.

Terletak di bagian barat rumah utama dengan ketinggian lantai yang lebih rendah dari Bale Manten.

Jumlah tiangnya memiliki sebutan khusus tergantung pada jumlahnya.

5. Bale Sekapat

Berfungsi sebagai tempat santai keluarga dengan empat tiang penyangga dan atap berbentuk pelana.

Mempunyai filosofi untuk mewujudkan hubungan harmonis dan keakraban antaranggota keluarga.

6. Klumpu Jineng

Digunakan sebagai tempat tinggal sekaligus lumbung padi.

Memiliki struktur bangunan panggung dengan atap dan dinding tertutup jerami kering. Biasanya digunakan sebagai lumbung gabah setelah dijemur.

7. Pura Keluarga

Digunakan sebagai tempat beribadah dan wajib dimiliki oleh masyarakat Bali.

Terletak di area timur laut rumah dan juga disebut sebagai pamerajan atau sanggah.

8. Bale Gede

Memiliki ruangan terbesar di antara rumah adat Bali lainnya dan berfungsi sebagai tempat perayaan upacara adat.

Biasanya digunakan untuk acara bersama keluarga atau masyarakat.

9. Pawarengan

Dapur tradisional Bali untuk memasak dan menyimpan makanan.

Terbagi menjadi dua ruangan, satu untuk memasak dan satu untuk menyimpan makanan dan alat dapur.

10. Lumbung

Digunakan untuk menyimpan bahan makanan pokok seperti beras, jagung, dan sayur-sayuran.

Berukuran lebih kecil daripada Bale dan dipisahkan dari bangunan utama.

Setiap bagian rumah mengandung makna dan fungsi tersendiri dalam kehidupan masyarakat Bali yang kaya akan tradisi dan kearifan lokal.

Rumah adat Bali menggambarkan kekayaan warisan budaya yang perlu dilestarikan dan dihargai oleh generasi-generasi mendatang.